25
Sep
2014
ISIS, Anak Muda Indonesia, dan Persatuan
/
0 Comments
Islamic
State (IS) atau Jam’ah At Tauhid Wal Jihad adalah sebuah Negara Islam
terkonsep yang dicita-citakan oleh gerilyawan di tanah Iraq dan Suriah. Kenapa
saya katakan di tanah tersebut? Walaupun pejuang-pejuangnya berasal dari segala
penjuru dunia, namun pertarungan mereka bertempat di dua negara ini. Dua negara
yang sayangnya saat ini sedang dilanda masalah. Sebelumnya Islamic State
disebut dengan ISIL (Islamic State of Iraq and The Levant) lalu menjadi ISIS (Islamic
State of Iraq and Syria), well memang lebih memudahkan orang jaman
sekarang to recall Syria in their mind instead of the Levant. Levant
adalah sebuah daerah di Timur Tengah yang secara geografis disebut Mediterania
Timur; daerah di pesisir timur Mediterania. Ada sedikit Mesir di situ, lalu
Siprus, Palestina, Yordania, Israel, Libanon, dan tentu saja Suriah.
IS tidaklah
sama dengan Al Qaeda. Sementara Al Qaeda mempunyai kamp-kamp training mereka
sendiri dan sel tidur, IS mempunyai teritori yang tidak jelas, infrastruktur
yang berbeda dan beberapa wilayah kekuasaan lokal. Persamaannya adalah keduanya
saat ini sudah dimasukkan dalam grup berkategori teroris oleh Amerika Serikat,
juga negara kita Indonesia. Siapakan musuh IS? Atau paling tidak orang yang
dianggap musuh oleh IS? Penganut Syiah, saingan mereka di Sunni, dan
wanita-wanita yang dirasa tidak bermoral bagi IS.
Bagaimana
bisa grup militan ini mendapatkan pamor yang luar biasa ini sekarang? Padahal
baru diproklamirkan pada April 2013 lalu. Mereka adalah grup yang cukup narsis,
berbeda dengan Al Qaeda yang diam-diam melakukan aksi lalu menyatakan mereka
yang bertanggung jawab atas hal tersebut dalam statement verbal via video atau
tertulis di website resminya. IS akan menunjukkan pada dunia aksi mereka yang
mengorbankan banyak nyawa manusia. Entah apa bagi mereka itu keji atau tidak.
Jangan lupa,
semua ini tidaklah luput dari sumber pendanaan yang harus mumpuni. Dan harus
kita akui, mereka punya cukup dana untuk mem-back up semua aksi ini. Dalam
hitungan kasar penulis yang didapatkan dari beberapa pemberitaan, IS punya dana
mencapai Rp 34 Triliyun, belum lagi persenjataan militer yang mereka rebut dari
tentara Iraq. Bagaimana mereka bisa mendapatkan dana sebanyak ini? Mereka
menerapkan half-mafia style, penerimaan sumbangan internasional dengan kedok
kegiatan islami, donor dari orang-orang kaya Teluk dan beberapa penjuru di
dunia, hasil penjualan minyak dari ladang minyak di Suriah yang mereka ambil
alih pada tahun 2012. Tidak lupa ada barang-barang antik yang mereka jual dari
museum yang diambil alih di daerah “jajahan” mereka. Barang antiknya saja sudah
ada yang berumur 8000 tahun! Lalu ada brangkas pemerintah yang mereka rebut
kuasanya beberapa waktu lalu.
Dalam
melakukan aksi-aksinya ini, IS belajar banyak dari Invasi Iraq di 2003. Mereka
sangat terperinci dan terrahasiakan. Sungguh mengejutkan mereka dapat
melumpuhkan tiga kota di Iraq dalam tiga hari. Dari Terrorism Research and
Analysis Consortium dan CNN, dapat disimpulkan bahwa IS mempunyai bentuk
pemerintahan yang cukup rapi di dalam badan mereka ini. Dengan Abu Bakr Al
Baghdadi sebagai Khalifahnya (Kepalan Komando), sosok ini ditemani dua orang
deputi. Satu deputi di Iraq, Abu Muslim Al Turkmani, dan satu deputi di Suriah,
Abu Ali Al Anbari. Lalu kedua orang ini membawahi dua belas kegubernuran,
antara lain; Dewan Keuangan, Dewan Kepemimpinan, Dewan Militer, Dewan Hukum,
Dewan Bantuan Pejuang, Dewan Keamanan, Dewan Inteligen, dan Dewan Media. Di
atas ini semua tentu saja ada bagian Penasihat dan Kabinet yang bertugas untuk
memberikan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan dan
militer.
Pancasila Kita
Apa yang
bisa anak muda lakukan atas ini? Ingat satu hal, jangan biarkan perpecahan
terjadi di negara kita. Dari Sabang sampai Merauke, negara kita mengayomi enam
kepercayaan: Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan
Konghuchu. Mari bersama-sama menjaga perdamaian antar agama di Indonesia. Ini
menjadi tanggung jawab bersama kita sebagai warga negara Indonesia untuk
menjaga persatuan Indonesia. Ini bukan hanya masalah kenyamanan lingkungan RT
dan RW, this is bigger than that, ini tentang Indonesia yang harus
dijaga kemerdekaan dan persatuannya.
Terima kasih.
Tulisan ini dijadikan bahan Diskusi Publik di Universitas Al Azhar Indonesia yang diselenggarakan BEM Fakultas Hukumnya dengan topik "Memperkuat Ideologi Pancasila dalam Mengantisipasi Pengaruh ISIS di Indonesia" pada Selasa, 23 September 2014.